FAKTOR PENYEBAB GIZI BURUK
1. Penyebab tak langsung
Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat bawaan, dan menderita penyakit kanker.
2. Penyebab langsung
Ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan.
Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan Masalah Utama Gizi
buruk adalah Kemiskinan, Pendidikan rendah, Ketersediaan pangan dan
kesempatan kerja. Oleh karena itu, untuk mengastasi gizi buruk
dibutuhkan kerjasama lintas sektor.
D. BAGAIMANA GEJALA DAN TANDA GIZI BURUK
Ada 3 macam tipe Gizi buruk, yaitu :
1. Tipe Kwashiorkor, dengan tanda-tanda dan gejala adalah sebagai berikut:
- Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.
- Perubahan Status mental
- Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
- Wajah membulat dan sembab
- Pandangan mata sayu
- Pembesaran hati
- Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
2. Tipe Marasmus, dengan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:
- Tampak sangat kurus
- Wajah seperti orang tua
- Cengeng, rewel
- Kulit keriput
- Perut cekung
3. Tipe, Marasmik-Kwashiorkor
Merupakan gabungan beberapa gejala klinik Kwashiorkor – Marasmus
Penyakit Penyerta / Penyulit pada Anak Gizi Buruk
Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak yang berada dalam status gizi
buruk, umumnya sangat rentan terhadap penyakit. Seperti lingkaran setan,
penyakit-penyakit tersebut justru menambah rendahnya status gizi anak.
Penyakit-penyakit tersebut adalah:
- ISPA
- Diare persisten
- Cacingan
- Tuberkulosis
- Malaria
- HIV / AIDS
Bagaimana penanganan anak dengan kasus Gizi buruk?
Pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah diserap
Makan aneka ragam makanan, beri ASI, makanan mengandung minyak, santan dan lemak, berikan buah-buahan.
Bagaimana cara mengatasi masalah Gizi ?
- Lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan pekarangan rumah menjadi taman gizi
- Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS).
PHBS Bidang Gizi yang harus diperhatikan adalah:
- Makan dengan gizi seimbang
- Minum tablet besi selama hamil
- Memberi bayi ASI eksklusif
- Mengkonsumsi garam beryodium
- Memberi bayi dan balita kapsul vitamin A.
KEP ( Kekurangan Energi Protein )
Kekurangan
energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga
tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG. Menurut Supariasa ( 2000)
Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan
sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu.
Defisiensi
kalori dan asupan gizi lain mempersulit gambaran klinik dan kimia,
gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak
cukup bernilai biologis baik. Anak balita merupakan kelompok yang
menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat
gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru
merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan
gizi Pada anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap
penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan (Almatsier, 2003). Penyebab langsung dari KEP adalah kekurangan kalori protein. (Sediaoetomo, 1999),
masukan makanan yang kurang dan penyakit atau kelainan yang diderita
anak, lisalnya penyakit infeksi, malabsorbsi dan lain-lain. Penyebab tak
langsung dari KEP sangat banyak, sehingga disebut juga sebagai penyakit
dengan kausa multifaktorial (Sediaoetomo, 1999). Dapat juga
karena penyerapan protein terganggu, seperti pada keadaan diare kronik,
kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi
perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein seperti pada keadaan penyakit hati kronik (Nelson, 1999), faktor
ekonomi, faktor fasilitas perumahan dan sanitasi, faktor pendidikan dan
pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan, faktor pertanian dan
lain-lain.
Kurang energi protein dijumpai dalam tiga bentuk yaitu marasmus, kwashiorkor dan bentuk campuran marasmic-kwashiorkor. Bentuk
marasmus terjadi karena kekurangan energi terutama kekurangan energi /
kalori, sedangkan kwashiorkor terutama oleh karena kekurangan zat
protein Manifestasi Klinik. Bukti klinik malnutrisi protein tidak jelas
tetapi meliputi letargi, apatis, atau iritabilitas. Bila terus maju,
mengakibatkan pertumbuhan tidak cukup, kurang stamina, kehilangan
jaringan muskuler, bertambah kerentanan terhadap infeksi, dan udem atau
pembengkakan. Gejala klinik dari tiga bentuk kekurangan energi protein
menurut standar pelayanan medik RSUP Dr. Sardjito (2000) adalah gejala
klinik yang selalu ada, gejala klinis yang biasanya ada dan gejala
klinis yang kadang-kadang ada.
Kwashiorkor.
- Gejala klinis yang selalu ada
· Edema (gejala cardinal, tanpa edema tidak dapat ditegakkan diagnosis kwashiorkor) karena hipoalbuminemia
· Pertumbuhan terlambat
· Cengeng, apatis
· Berkurangnya jaringan lemak sub kutan
- Gejala klinis yang biasanya ada
· Perubahan
rambut (tipis, lurus, jarang, mudah dicabut tanpa rasa sakit, kemerahan
karena gangguan melanogenesis), kalau terjadi akut kelainan rambut idak
ada
· Pigmentasi kulit (pellagroid dermatosis)
· Moon-face
· Anemia.
(30 gejala klinis yang kadang-kadang ada. Flaky-paint rash,
hepatomegali (karena infiltrasi lemak), gejala defisiensi vitamin yang
menyertai, gejala/tanda penyakit infeksi yang menyertai
Marasmus.
1. Gejala klinis yang selalu ada
· Pertumbuhan yang sangat lambat
· Lemak
subkutan yang hampir tidak ada (sel lemak masih ada) sehingga kulit
anak keriput, wajah seperti orang tua, perut tampak buncit
· Jaringan otot mengecil
· Tidak ada edema, BB
Tanda-tanda
lain yang menyertai adalah muka bulat, rambut tipis, kulit pecah,
mengelupas dan terlihat sengsara. Secara langsung gizi buruk disebabkan
terus rendahnya konsumsi energi protein, juga mikronurien dan makanan
sehari-hari dalam jangka waktu yang lama.
Bila
anak menderita gizi buruk tidak segera ditangani, amat berisko tinggi
dan berakhir dengan kematian, sehingga akan menyebabkan meningkatnya
kenapa gak dicantumkan referensi,,,,,?
BalasHapus